Menelusuri Huta/Desa ..(7)

Balata Pekan

Di tingki na poso hami najolo , molo masihol manang pingin iba makan mie goreng dohot dongan na marbaju, pintor tu Balata Pokkan on ma hami ro.  Bah .. songon na ro hamu.. aha  ma baheonku di hamu..!!, Mie Goreng...!, 

 Huta ini di sebut Balata Pekan karena huta ini yang merupakan pusat perdagangan di Tigabalata. Pusat pasar dan pertokoan ada disini. Mulai dari toko penjual barang-barang harian,  rumah nakan hingga pasar tradisional.  Hari Senin dan Jumat adalah 2 hari yang paling ramai di Tigabalata karena pada kedua hari inilah hari-hari Pokkan(Pekan/Pasar). Saat hari Pokkan ini pedagang dan pembeli datang ke Balata Pekan untuk melakukan befbagai transaksi jual beli keperluan sehari-hari, dari berbagai desa di seluruh penjuru Tigabalata, mulai dari Ibu-Ibu, Bapak-bapak dan anak-anak semuanya berkumpul disini. Berbagai barang dagangan juga di perjual belikan di pokkan ini, dari keperluan dapur, rumahtangga, pakaian, peralatan sekolah, beraneka jajanan makanan dan minuman hingga pasar ikan.

Dulu .. Najolo.., dimasa tahun 70 tu 80 an di tingki masa dak-danak sahat to haposson nami, masih teringat saat Omak nami ( alm.) setiap mar onan ke pokkan/onan balata ini, tidak pernah lupa untuk membeli jajanan makan untuk kami berupa  kue basah Wajik ( terbuat dari beras ketan dan dengan gula merah serta ongol-ongol.) serta  ikan keprluan makan yang sangat segar dan enak ,  ikan Jahir, ikan rebus dan juga ikn dencis. Berbeda dengan saat-saat sekarang rasa ketiga jenis ikan ini dulu di era tahun 70 ke 80 an jauh sangat enak dan segar. Molo dimasa nuaeng on.., eee.. tolema nian..,  sipata boha mai, so sundat muse godang ni zat-zat pengawet. Bah.., gabe sipta so tarboto-boto be manang na songon dia daina.

Dari sejarahnya dan pengalaman dari dulu, dari 2 klai hari pekan/pasar di Tigabalata ( Senin Jumat, suasana pekan  hari jumat adalah yang paling ramai.

Balata Pokkan on..,  bila di lihat dari kondisi dan letaknya bisa di katakan perekonomiannya lebih maju dibanding dengan huta-huta yang lain di sekitarannya. Terbukti dengan sebagaian besar penduduknya adalah merupakan para wiraswasta, pedagang, pengusaha dan pegawai pemerintahan, dan pada umumnya berpendidikan. seperti bisa dikatakan bahwa yang pertama kali memiliki mobil, dan pesawat televisi adalah warga Balata pekan ini. 

Najolo  daba ... kan  gabe taringat ma iba dimasa nami di tingkki dak-danak dope di tahun 70 han, dang adong dope listrik di tingki i, molo TV holan di Balata Pokkan on do adong, jadi kalau ingin melihat acara manang manonton film di televisi  yang masih sangat langka, kami harus ke Balata Pekan ini, itu pun paling bisa saat-saat malam minggu ( sabtu malam), jadi kami pergi rombongan lah /bersama beberapa orang sebaya. Namun sebelum berangkat harus memprsiapkan uang masing-masing dulu , alana ikkon mambayar do iba asa di loas manonton acara televisi i, harga na tingki i sekitar Rp.10 to Rp. 25 ma, ipe sipata olo do dang diloas par TV i hami masuk, “ Dang loas on manonnton i angka dak-danank i, na jorok-jorokan, sosundat dang marsolop  ninna paqrjabui ma sipata...!  Molo dung songoni daba...bah ... tung sobinoto be mandok boha be.., hape nungga dao hami mardalan sian huta, mandar pe nga ni tali-talihon. Dulu tingki i.., di simpang parmonangan dalan tu huta Sibunga-bunga ima hami molo ma nonnton TV. Ipe nasib baik mai, molo bersedia par jabu i mambukka pintu manuru masuk.  Amang tahe ...molo ni ingot i sude.. hansit ma nian..

Di tingki na poso hami najolo , molo masihol manang pingin iba makan mie goreng dohot dongan na marbaju, pintor tu Balata Pokkan on ma hami ro.  Bah .. songon na ro hamu.. aha  ma baheonku di hamu..!!, Mie Goreng...!, Mie Kuah..? piga..!!!? ..., pintor ninna namborunta na burju i do menjambut ham. “ dang lupa i daba.., senyum ramah na i... mengkel suping ma ...!!!! 

Seiring dengan perkembangn zaman dan juga pertambahan penduduk,  kondisi huta pokkan ini juga sudah banyak berubah,  bangunan ruko dan pasar/onan sudah banyak di perbaharui. Semakin hari pokkan tigabalata semakin ramai. Namun secara geografis huta balata pekan seakan tidak mendukung untuk perkemangan ini, lokasinya yang sempit, dan juga bentuk geografisnya yang tepat berada dibawah bukit dan juga huta-huta di sekitarnya yang sebagian tanahnya lebih tinggi, serta sebagian lainnya yang merupakan areal persawahan, sepertinya kurang mendukung untuk perkembangan huta ini.  Areal pekan/pasar Tigabalata yang sempit juga sangat tidak mendukung dalam mengimbangi perkembangan dan pesatnya pertambahan penduduk.  Mungkin sudah saatnya lokasi baru untuk pemindahan pokkan ini dipertimbangkan.

Sangat di harapkan peran dan bantuan pemerintah daerah kecamatan jorlanghataran untuk memikirkan dan mempertimbangkan lokasi yang lebih luas dan lebih baik lagi. Karena pasar sebagai pusat perdangan dan perputaran roda perekonomian masyarakat sangat membutuhkan lokasi yang startegis, luas, tertata rapi   serta mudah di jangkau .